Menghindari ketergantungan minyak dimasa mendatang

BonusDemografiEnergi
KALAU KITA KAYA dan punya dana cukup banyak, membangun pabrik apapun akan bermanfaat dan akan menguntungkan, termasuk membangun kilang dan pabrik semen ataupun pabrik gula. Ketika ada uang terbatas, dan memiliki WAKTU TERBATAS (scheduling) kita harus membuat prioritas. KECUALI, duwiknya bantuan dari asing kita berpikir lain apakah proyek itu membuat kita ketergantungan atau tidak. Jangan sampai kita “sakau” BBM nantinya.
:-( “Hadduh mosok bisa sakau, emangnya ngisap lem sama spritus !”
:D “Saat orang sakau itu bukan dipenuhi kebutuhannya. Tetapi justru didiamkan supaya ketergantungannya dapat disembuhkan”
Sejak dulu pembangunan jalan banyak dibantu dengan pinjaman Jepang. Nah, saat ini kita banyak mengimpor MOBIL dari jepang. Malari saat tahun 1974 protes tentang hal ini. Mengapa saat itu tidak meneruskan membangun rel kereta api seperti yang dibuat oleh Belanda jaman penjajahan yang sakjane cocok untuk kondisi geografis di Indonesia ini ? Tapi masih juga banyak yang enggak ngeh soal pembelajaran sejarah masa lalu.dimana menumbuhkan ketergantungan masa kini. Jepang saat membantu pembangunan jalan di Indonesia masih belum memiliki teknologi kereta api canggih, baru akhir2 ini jepang mencoba “membantu” untuk MRT setelah kemacetan jalan dipenuhi mobil2 ex Jepang.

Minyak semakin langka

Sumberenergidunia
Sumber energi dunia
Menurut BP supply minyak dunia akan mengalami penurunan akibat penemuan minyak di dunia semakin menurun. Sehingga produksi lapangan-lapangan raksasa sudah mencapai puncak sekitar tahun 80-an dan saat ini cenderung menurun terus. Dan diperkirakan pada tahun 2035 secara proporsi tiga sumberenergi utama Minyak bumi, batubara dan gas akan setara sekitar 25%, sedangkan 25% sisanya akan dipenuhi oleh sumber energi lain yaitu hydro, nuklir dan sumber energi terbarukan.
Dengan demikian dapat dipastikan harga minyak akan cenderung meningkat. Apabila tidak ada usaha diversifikasi bauran energi (energy mix), maka minyak bumi akan membebani negara.


Selain pertimbangan menghindari ketergantungan juga kesiapan (readiness)

Dari sisi readiness, batubara dan gas jauh lebih siap untuk dipergunakan. Produksi batubara melimpah tapi 80% di eksport sedangkan infrastruktur memanfaatkan gas belum mencukupi, daya serap di dalam negeri rendah, hanya 20% dari total produksi. Sebenarnya pembangunan untuk menyerap hasil SDA/SDE yang dieksport ini hanya perlu waktu 3 tahunan saja. Demikian juga infrastruktur gas. perlu waktu lebih pendek . Pembangunan kilang memerlukan waktu relatif lebih lama (4 tahun menurut Pak Wamen) hingga beroperasi. Jadi dari sisi readiness Gas dan Batubara lebih pas juga untuk ke depannya.

Ketersediaan Gas bila harus import.

SumberGasDuniaMenurut IEA dunia saat ini memiliki sumbaerdaya gas yang mampu menyediakan hingga 200 tahun. ! Artinya gas lebih melimpah, sedangkan liquid (minyak) cenderung terus menurun, sehingga saya perkirakan harga minyak akan cenderung terus meningkat dalam 10 tahun kedepan, karena langka. Harga crude pasti menanjak naik dibandingkan gas.
Perlu dibuka dan dibantu kesempatan menghasilkan listrik mandiri untuk smelter.
Saat ini produksi batubara Indonesia diperkirakan sudah mendekati 500 juta ton pertahun. Namun pemanfaatan didalam negeri hanya 20%, sisanya di eksport. Dengan melihat kenyataan bahwa kebutuhan listrik terus meningkat terutama bila akan membangun smleter, maka perlu ada sebuah keputusan untuk membuka kesempatan kilang smleter ini menghasilkan sendiri listrik yang dibutuhkannya dengan menggunakan batubara yang tersedia di dalam negeri.
Sehingga dua hal akan terpenuhi, meningkatkan daya serap batubara dan mengisi kebutuhan listrik untuk smelter.
Jadi, kalau memang punya duik saya kira lebih bijaksana bila memprioritaskan membangun infrastruktur gas dan memanfaatkan batubara ketimbang membangun kilang BBM.

Comments

Popular Posts